KESESUAIAN VEGETASI DALAM MITIGASI BENCANA TSUNAMI DI TELUK SEPI, LOMBOK BARAT

Arista Suci Andini, Slamet Mardiyanto Rahayu

Abstract


Kabupaten Lombok Barat terletak di Pulau Lombok yang termasuk dalam wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang rentan terhadap adanya bencana gempa bumi yang berpotensi tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang berperan dalam mitigasi bencana tsunami di Teluk Sepi, Kabupaten Lombok Barat. Penelitian dilakukan dengan metode eksplorasi terhadap vegetasi  yang berperan dalam mitigasi tsunami di Teluk Sepi, Kabupaten Lombok Barat. Terdapat 9 jenis tumbuhan yang berpotensi dalam mitigasi tsunami di Teluk Sepi, Kabupaten Lombok Barat, yaitu  Rhizopora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, Avicenia lanata, Avicenia officinalis, Cocos nucifera, dan Hibiscus tiliaceus

Keywords


Mitigasi, Teluk Sepi, Tsunami & Vegetasi

Full Text:

PDF

References


Baba S. 2004. Keynote presentation: what we can do for mangroves In: Vanucci M. (ed.) Mangrove management and conservation workshop, Okinawa, Japan. United Nations University Press. Tokyo.

Bengen, D.G. 2004. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL), Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Chadha, R. K., Latha, G., Yeh, H., Peterson, C. and Katada, T. 2005. The tsunami of the great Sumatra earthquake of M 9.0 on 26 December 2004 - impact on the east coast of India. Current Science 88 (8): 1297-1301.

Dahdouh-Guebas F, Jayatissa LP, Di Nitto D, Bosire JO, Lo Seen D, Koedam N. 2005, How effective were mangroves as a defence against the recent tsunami? Current Biology 15 (12): 443-447.

Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2003. Laporan Tahunan Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dinas Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram.

Diposaptono, S. dan Budiman. 2005. Tsunami. Penerbit Buku Ilmiah Populer. Bogor.

Harada, K. and F. Imamura. 2002. Experimental Study of the Effect in Reducing Tsunami by The Coastal Permeable Structures. Proceedings of The Twelfh International Offshore and Polar Engineering Conference.

Hiraishi, T. and Harada, K. 2003. Greenbelt tsunami prevention in South Pacific region. Report of the Port and Airport Research Institute 42 (2): 1-23.

Jayatissa LP, Dahdouh-Guebas F, Koedam N. 2002. A review of the floral

composition and distribution of mangroves in Sri Lanka. Botanical Journal of The Linnean Society 138 (1): 29-43.

Kathiresan K, Bingham BL. 2001. Biology of mangroves and mangrove

ecosystems. Advances in Marine Biology 40: 81-251.

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. 1997. Inmendagri No. 26 tahun 1997 tentang Jalur Hijau Mangrove. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Jakarta.

Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.33 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Mitigasi Bencana. Kementerian Dalam negeri Republik Indonesia. Jakarta.

Kusmana C, Watanabe H. 1991. Zonation pattern of a mangrove forest in

Riau, eastern Sumatra, Indonesia. Rimba Indonesia 24 (3-4): 13-18.

Noor, Y.R., Khazali M., dan I.N.N Suryadiputra. 2012. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Wetlands International Indonesia Programme. Bogor.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. 2013. Laporan Hasil Kegiatan Inventory Sumberdaya Pesisir Berbasis Desa Proyek Pembangunan Masyarakat Pesisir (Coastal Community Development Project) IFAD PIU Kabupaten Lombok Barat. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Gerung.

Pemerintah Republik Indonesia. 1990. Keppres No. 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2007. Undang Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta.

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2010 Tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta.

Tanaka N, Sasaki Y, Mowjood MIM, Jinadasa KBSN, Homchuen S. 2007. Coastal vegetation structures and their functions in tsunami protection: experience of the recent Indian Ocean tsunami. Lands

and Ecological Engineering 3 (1): 33-45.

Thampanya, U., J.E. Vermaat, S. Sinsakul and N. Panapitukkul. 2006. Coastal erosion and mangrove progradation of Southern Thailand. Estuarine, Coastal and Shelf Science 68: 75-85.

Tomascik T, Mah AJ, Nontji A, Moosa MK. 1997. The Ecology of the Indonesian Seas. Periplus. Singapore.

Van Steenis, C. G. G. J. 2005. Flora. Penerjemah: M. Suryowinoto, S.Hardjosuwarno, S.S. Adisewojo, Wibisono, M. Partodidjojo, S. Wirjohardjo. Pradnya Paramita. Jakarta.

Yudhicara, Nia K.P., Juanda, dan Heri, I. 2011. Penyelidikan Tsunamigenik Teluk Bima dan Sekitarnya. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi. Jakarta.

Yanagisawa H, Koshimura S, Miyagi T, Imamura F. 2010. Tsunami

damage reduction performance of a mangrove forest in Banda Aceh,

Indonesia inferred from field data and a numerical model. Journal of Geophysical Research 115: 1-11.

Yanagisawa H, Koshimura S, Goto K, Miyagi T, Imamura F, Ruangrassamee A, Tanavud C. 2009a. The reduction effects of mangrove forest on a tsunami based on field surveys at Pakarang Cape, Thailand and numerical analysis. Estuary Coastal and Shelf Science 81 (1): 27-37.

Yanagisawa H, Koshimura S, Goto K, Miyagi T, Imamura F, Ruangrassamee A, Tanavud C. 2009b. Damage to mangrove forest by 2004 tsunami at Pakarang Cape and Namkem, Thailand. Polish Journal of Environmental Studies 18 (1): 35-42.




DOI: https://doi.org/10.33758/mbi.v14i3.310

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


____________________________________________
MEDIA BINA ILMIAH

ISSN 1978-3787 (print) | 2615-3505( online)
Published by BINA PATRIA | Email: laloemipa@gmail.com

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

View My Stats