TINGKAT PEMAHAMAN KETERAMPILAN KONSELING PESERTA PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)
Abstract
Pelatihan pemberian makan pada bayi dan anak (PMBA) berisi materi tentang standar emas pemberian makan pada bayi dan anak. Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan petugas gizi dan bidan desa dengan pengetahuan teknis mengenai praktek-praktek pemberian makanan pendamping dan pemberian ASI yang direkomendasikan untuk anak usia 0-24 bulan dan meningkatkan keterampilan konseling, Ketersediaan Konselor Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA) saat ini belum menjangkau seluruh kabupaten dan kota di Provinsi NTB. Disamping itu konselor PMBA yang ada masih perlu untuk ditingkatkan kapasitasnya. Oleh karena itu pelatihan ini sangat diperlukan agar peserta mampu menjadi konselor PMBA yang memiliki kompetensi sesuai dengan kaidah kediklatan. Konseling merupakan kegiatan profesional yang melibatkan hubungan antara seorang konselor dengan individu atau sekelompok individu. Layaknya suatu hubungan interpersonal, konseling tidak dapat dilepaskan dari berlangsungnya proses interaksi dan komunikasi pada pihak-pihak yang terlibat di dalam proses tersebut. Penguasaan keterampilan komunikasi merupakan prasyarat dasar bagi konselor untuk dapat menggunakan berbagai keterampilan konseling secara efektif dan efisien. Harus dipahami bahwa hampir keseluruhan keterampilan konseling melibatkan keterampilan komunikasi konselor. Pemahaman yang baik terhadap keterampilan komunikasi harus didasari oleh pengkajian dan pemahaman mendalam terhadap materi yang diberikan.. Penguasaan tersebut memudahkan konselor dalam memberikan bantuan untuk meningkatkan praktik pemberian makan kepada bayi dan anak secara optimal.Tujuan penelitian ini mengkaji keterampilan Konseling Peserta Pelatihan PMBA. Disain penelitian bersifat deskriptif terhadap sejumlah sampel dengan total populasi berjumlah 30 orang peserta Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Sebagian besar peserta kemampuan komunikasi non verbalnya yaitu sebanyak 21 peserta (70%) dinilai baik. Kemampuan bertanya peserta kepada sasaran yang berkaitan dengan materi pemberian makanan bayi dan anak sebagian besar dinilai kurang yaitu 28 peserta (93,3%). Sebanyak 13 peserta (43,3%) tidak menentukan prioritas masalah (berpikir) dan 15 peserta (50%) mampu bertindak dengan baik.. Ada hubungan yang signifikan kemampuan komunikasi nonverbal, kemampuan bertanya, kemampuan berfikir dan bertindak dengan kemampuan konseling secara keseluruhan (p<0,05).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anas Salahudin. (2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.
Bassichetto KC, Réa MF. Infant and young child feeding counseling: an intervention study. Jornal de pediatria. 2008;84(1):75-82.
Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 2 Tahun ke 4 2015 . Sofyan S. Willis. (2007). Konseling Individual: Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta
Notoatmodjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
Robert L Gibson dan Marianne H Mitchell. Bimbingan dan konseling. Pustaka Pelajar. Yogyakarta 2011
Roesli U. Mengapa dan Bagaimana Program Pemberian Makanan Bayi dan Anak.Makalah. October 2012.
Roesli U. Panduan Pelatihan Konseling Modul 40 Jam BFCC. Jakarta: Sentra Laktasi Indonesia; 2001.
Sherter Bruces and Shelley C Stone Fundamentals of Counceling Boston : Houghton Mifflin Co.1980
WHO, Unicef. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. World Health Organization; 2003.
Zulhammy.2015. Peranan Bahasa Verbal dan Non verbal Dalam Komunikasi Konseling. Jurnal Thariqah.Vol.02 No.02.2015
DOI: https://doi.org/10.33758/mbi.v15i4.784
Refbacks
- There are currently no refbacks.
____________________________________________
MEDIA BINA ILMIAH
ISSN 1978-3787 (print) | 2615-3505( online)
Published by BINA PATRIA | Email: laloemipa@gmail.com
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats