CRISIS MANAGEMENT MENUJU ERA NEW NORMAL

Abstract

Dunia dikejutkan dengan terjadinya pandemi wabah virus corona yang bermula sejak akhir tahun 2019, tepatnya diperkirakan pada bulan Agustus yang bersumber dari daerah Wuhan China dan hingga kini menyebar ke seluruh penjuru dunia. WHO menyatakan hingga pertengahan Maret tahun 2020, berdasarkan data yang diterima virus corona telah menyebar hingga ke 185 negara dan telah menginfeksi lebih dari dua ratus ribu jiwa, bahkan mampu menghentikan aktivitas dan mobilitas pada beberapa negara. WHO kemudian mengkategorikan pandemic virus corona ini kedalam keadaan darurat global, hal ini juga berlaku di Indonesia tepatnya pada tanggal 29 Februari pemerintah Indonesia menyatakan Indonesia masuk status darurat bencana. Konsep “lockdown” pada beberapa daerah mulai dilakukan, ini diadaptasi berdasarkan protokol yang disarankan oleh WHO dan diharapkan mampu mengurangi bahkan memutus rantai penyebaran infeksi covid-19. Hal ini sangat berdampak terhadap ekonomi penduduk yang sangat bergantung terhadap mobilitas suatu wilayah dan salah satu industri yang merasakan dampaknya adalah industry pariwisata. Efek tersebut tidak berhenti pada kegiatan perjalanan wisata saja namun juga berdampak terhadap para penyedia jasa pada destinasi tersebut khususnya pemilik akomodasi dan sektor lainnya. Mengetahui kemampuan penyebaran virus corona yang sangat signifikan maka langkah-langkah pemulihan industri pariwisata dirasa bukan pilihan yang tepat untuk saat ini, oleh karena itu antisipasi dan langkah pencegahan perlu dilakukan khususnya untuk memanejemen krisis yang akan terjadi disebabkan terhentinya aktivitas ekonomi. Menurut peneliti bukti-bukti tersebut sudah cukup untuk melakukan penelitian ini bahwa pentingnya sebuah Crisis Management diterapkan dan perlu diperhatikan karena krisis tidak dapat diprediksi.