PENGARUH LAMA WAKTU PERENDAMAN TERHADAP PENGAWETAN BAMBU TALI (Gigantochloa apus) MENGGUNAKAN METODE PERENDAMAN DINGIN

Febriana Tri Wulandari, Ni Putu Ety Lismaya Dewi

Abstract


Bambu tali merupakan salah jenis bambu yang terdapat di Nusa Tenggara Barat.  Bambu ini dapat digunakan untuk bahan anyaman, kandang burung, alat rumah tangga, dan konstruksi ringan serta memiliki kualitas serat yang baik sebagai bahan baku pulp maupun kertas. Selain memiliki beberapa keunggulan, bambu juga memiliki kelemahan yaitu  mudah terserang oleh jamur pelapuk dan kumbang bubuk karena bambu memiliki kadar pati dan selulosa yang disukai oleh organisme perusak.  untuk meningkatkan keawetan bambu melalui proses pengawetan sebelum diolah dan paling sederhana dan murah dengan menggunakam metode perendaman dingin. Salah satu pengawet nabati yang mempunyai potensi tinggi dalam membunuh kumbang bubuk atau organisme perusak lainnya adalah umbi gadung karena mengandung senyawa racun sianida (HCN) sebesar 362 ppm.  Lama waktu perendaman merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan dari proses pengawetan bambu karena berpengaruh terhadap kesempatan larutan pengawet masuk ke dalam bambu melalui dinding-dinding selnya.  tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh nilai absorbsi, retensi teoritis dan retensi aktual terhadap lama waktu perendaman pengawetan Bambu Tali (Gigantochloa Apus).  Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen.  Rancangan percobaan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor (lama waktu perendaaman) dengan 2 perlakuan (3 hari dan.5 hari).  Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan Lama waktu perendaman bambu tali tidak berpengaruh terhadap nilai absorbsi, retensi teoritis dan retensi aktual. Nilai absorbsi bambu tali 0,110 – 0,360 gr/cm3, nilai retensi teroritis 0,010- 0,040gr/cm3 dan nilai retensi aktual- 0.015 – 0,003 gr/cm3.


Keywords


Lama Waktu Perendaman, Bambu Tali, Perendaman Dingin

Full Text:

PDF

References


Arumsari, D. N. 2016. Efektivitas Air Rebusan Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) sebagai Bahan Pengawet Kayu Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) untuk Mencegah Serangan Rayap Kayu Kering (Cryptotermes cynocephalus Light.). [skripsi, unpublished]. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

Bonita, M. K. 2015. Efektivitas Exstrak Biji Mimba (Azadirachta imdica A Juss) Terhadap Ketahanan Kayu Rajumas (Duabanga mollucana) dari Serangan Rayap Tanah (Nacutitermes spp). Jurnal Sangkareang Mataram 1:7-14.curvignathus). 2 (2): 134.

Darupratomo. 2008. Pengaruh Pengawetan Bambu Terhadap Karakteristik Bambu Sebagai Bahan Bangunan. Prospect 6:7-20.

Duryatmo, S. 2000. Wirausaha Kerajinan Bambu. Puspa Swara. Jakarta.

Eratodi, L. B. 2017. Struktur dan Rekayasa Bambu. Universitas Pendidikan Nasional Denpasar Bali. Pengembangan Hutan, Departemen Kehutanan.Bogor.

Fattah , R. A., Ardhyanata, H. 2013. Pengaruh Bahan Kimia dan Waktu Perendaman Terhadap Kekuatan Tarik Bambu Betung (Dendrocalamus asper) Sebagai Perlakuan Pengawetan Kimia. Jurnal Teknik Pomits 1: 1- 6.

Firmanto, Arief. 2017. Teknologi Pengawetan Kayu Bangunan Dalam Rangka Menambah Nilai Ekonomi Kayu. Jurnal LOGIKA 2: 12-19.

Hadikusumo, S. A. 2007. Pengaruh Ekstrak Tembakau terhadap Serangan Rayap Kayu Kering (Cynocephalus Light) pada Bambu Apus (Gigantochloa apus Kurz).Jurnal Ilmu Kehutanan 1: 47-54.

Hadjar, N., Pujirahayu, N., Khaeruddiin, M. 2016. Pemanfaatan Kulit Bakau (Rhizophora mucronata) Sebagai Bahan Pengawet Bambu Betung (Dendrocalamus asper) Terhadap Serangan Kumbang Bubuk (Dinoderus minutus). Ecogreen 2: 89-96.

Kusumaningsih, K. R. 2017. Sifat Penyerapan Bahan Pengawet pada Beberapa Jenis Kayu Bangunan. Jurnal Wana Tropika 2:16-25.

Loiwatu, M., Elyazar, M. 2008. Komponen Kimia dan Anatomi Jenis Bambu dari Seram, MalukuAgritech 28: 76-83.

Nandika, D, Rismayadi dan F, Diba. 2003. Rayap Biologi dan Pengendaliannya. Muhammadiyah University Press. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Natsir, M. Metode Penelitian Cet 7. Ghalia Indonesia. Bogor. 2011

Novitasari, N. K. 2019. Pengawetan Bambu Ater (Gigantochloa atter) Menggunakan Ekstrak Daun Tembleken (Lantana camara L) Dengan Metode Rendaman Dingin. [Skripsi, unpublished]. Program Studi Kehutanan. Universitas Mataram. Mataram. Indonesia.

Persada, D.S., Listyanto, T., Lukmandaru, G. 2011. Pengawetan Kayu Mahoni Secara Tekanan dengan Deltamethrin terhadap Serangan Rayap Kayu Kering . Biodegradasi dan Peningkatan Kualitas Kayu 2:117-126.

Rosilina. 2012. Pengaruh Ekstrak Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) Sebagai Bahan Pengawet dengan Metode Perendaman Terhadap Pengawetan Bambu Tutul (Bambusa maculata). [Skripsi, unpublished]. Program Studi Kehutanan. Universitas Mataram. Mataram. Indonesia.

Sadir, M. 2019. Pengawetan Bambu Tali (Gigantochloa Apus Kurz) Menggunakan Ekstrak Daun Bintaro (Cerbera Manghas) Dengan Metode Perendaman Panas. Jurusan Kehutanan.Fakultas Pertania. Universitas Mataram.

Santari, Renas. 2019. Pengaruh Lama Perendaman Dan Konsentrasi Ekstrak Umbi Gadung (Dioscorea Hispida Dennst) Terhadap Pengawetan Bambu Tutul (Bambusa Maculata). Jurusan Kehutanan. Fakultas Pertanian. UNRAM. Mataram.

Sasongko, Pramono. 2009. Detoksifikasi Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) Melalui Proses Fermentasi Menggunakan Kapang Mucor sp. Jurnal Teknologi Pertanian 3:205 -215.

Wulandari,T.2014. Sifat Fisika Empat Jenis Bambu Lokal Di Kabupaten Sumbawa Barat.Media Bina ilmiah. Vol 8,No 7. Prodi kehutanan,UNRAM

Wulandari Wulandari, F.T. 2018. Variasi Kadar Air Tiga Jenis Bambu Berdasarkan Arah Aksial. Jurnal Sangkareang. Mataram. Vol.04 No.03




DOI: https://doi.org/10.33758/mbi.v16i5.1068

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


____________________________________________
MEDIA BINA ILMIAH

ISSN 1978-3787 (print) | 2615-3505( online)
Published by BINA PATRIA | Email: laloemipa@gmail.com

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

View My Stats