ALTERNATIF PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA LOMBOK-SUMBAWA

Muh. Jumail, lia Rosida

Abstract


proses perencanaan merupakan tindakan untuk menentukan masa depan, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia. Dari ketersediaan sumber daya, khususnya Pulau Sumbawa sesungguhnya memiliki beragam potensi dan atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai modal pengembangan kawasan baik dari aspek aksesibilitas, atraksi, amenitas, dan pendukung lainnya. Dilihat dari brand name-nya maka nama Lombok-Sumbawa adalah icon pariwisata NTB. Dua nama yang selalu dipadukan sebagai citra daerah (county image). Idealnya, ketika dua nama selalu bersandingan maka pengembangan pariwisata di kedua pulau tersebut semestinya berkembang secara merata. makalah ini adalah menciptakan sebuah model pengembangan kawasan terpadu melalui pendekatan difusi dengan mendasarkan pada ketersediaan sumber daya yang ada. Namun demikian, permasalahan pengembangan kawasan pariwisata Lombok-Sumbawa tidak terbatas pada aspek-aspek: proses perencanaan; unsur dan syarat perencanaan terpadu; dan model ideal perencanaan terpadu pengembangan kawasan pariwisata Lombok-Sumbawa. Proses perencanaan dan pengembangan pariwisata dapat dimulai dengan melibatkan semua stakeholder tanpa kecuali dalam menetapkan tujuan dan sasaran, mengidentifikasi sistem pariwisata (sumberdaya, organisasi, dan pemasaran), membuat alternative rencana, mengevaluasi alternative, memilih dan mengimplementasikan alternative, pemantauan dan evaluasi. Mempertimbangkan komponen atau unsur dan persyaratan perencanaan pengembangan pariwisata terpadu. Model pengembangan kawasan terpadu pariwisata Pulau Sumbawa yang ditawarkan adalah: Model konektifitas antardestinasi, Model atraski kawasan pariwisata terpadu, Model amenitas kawasan pariwisata terpadu, Model manajemen dan marketing organization (DMMO).


Keywords


Wisata Halal, Pulau Lombok, Potensi.

Full Text:

PDF

References


Creswell, J.W., 2010. Research Design. Edisi Ketiga. (terj). Pendekatan

Kualitatif,Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Dibra, Mirjam, 2015. Rogers Theory on Diffusion of Innovation-The Most

Appropriate Theoretical Model in the Study of Factors Influencing the Integration of Sustainability in Tourism Business. Procedia-Social and Behavioral Science 195 (2015) 1453—1462.

Fundeanu, D.D., 2015. Innovative Regional Cluster, Model of Tourism

Development. 2nd Global Conference on Business, Economics, Management and Tourism. Procedia Economicsand Finance. 23 (744—749).

Imre, S., dan Celebi, D., 2017. Measuring Comfort in Public Transport: A case

study for Istanbul. World Conference on Transportation Research-WCTR 2016 Shanghai. Transportation Research Procedia 25 (2017) 2441—2449.

Janusz, G.K., and Bajdor, P. 2013. Toward to Sustainable Tourism-Framework, Activities and Dimensions. Procedia Economics and Finance 6. 523—529.

Jennings, Gayle. 2001. Tourism Research. Australia: John Wiley & Sons

Australia, Ltd.Kilipiris, F., and Zardava, S. 2012. Developing Sustainable Tourism in a Changing Environment: issues for the tourism enterprises (travel agency and hospitality enterprises). Procedia. Social and Behavioral Sciences. 44. 44—52.

Lopes, I.M., dan Oliveira, P. 2017. Can a small city be considered a smart city?

Procedia Computer Science 121. 617—624.

Moleong, J. Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta.

Saito, H., and Ruhanen, L., 2017. Power in Tourism Stakeholder Collaboration:

Power types and power holders. Journal of Hospitality and Tourism Management. 31 (2017) 189—196.




DOI: https://doi.org/10.33758/mbi.v13i7.215

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


____________________________________________
MEDIA BINA ILMIAH

ISSN 1978-3787 (print) | 2615-3505( online)
Published by BINA PATRIA | Email: laloemipa@gmail.com

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

View My Stats