EFEKTIFITAS LARVASIDA EKSTRAK BUAH BELIMBING MANIS (Averrhoa carambola L) TERHADAP LARVA NYAMUK Aedes aegypti DAN Culex Sp

Siti Zainatun Wasilah

Abstract


Ekstrak buah belimbing manis (Averrhoa carambola L) berpotensi sebagai larvasida alami karena mengandung senyawa kimia flavonoid, alkaloid, saponin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas larvasida ekstrak buah belimbing manis terhadap larvasida Aedes aegypti  sp dan Culex sp serta nilai LC50 setelah pengamatan 24 jam. Penelitian ini menggunakan konsentrasi dengan vareasi konsentrasi 1,5%, 2%, 2,5%, 3%, 3,5%  dan 1 kontrol negatif menggunakan air kran dan 1 kontrol positif menggunakan temefos 0,01%. Jenis Penelitian ini adalah  penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian post test only with control group design, jumlah sampel larva keseluruhan sebanyak 525 larva instar III Aedes aegypti dan 525 larva instar III Culex sp. Kemudian akan dihitung mortalitas larva setelah 24 jam. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis one way annova. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ditemukan kematian pada control negatif. Persentase rerata kematian pada konsentrasi 1,5%, 2%, 2,5%, 3%, 3,5% larva Aedes aegypti  yaitu 0; 10,68; 21,36 ;30,68 ;54,68 ;61,36 dan larva Culex sp yaitu 14,67 ;14,67 ;21,34 ;57,34 ;60. Dari hasil uji Annova didapatkan P<0,05 yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna antara jumlah kematian larva Aedes aegypti maupun larva Culex sp  dengan berbagai konsentrasi ekstrak belimbing manis (Averrhoa carambola L) yang diberikan.Nilai LC50 dari uji probit berturut turut untuk larva Aedes aegypti maupun larva Culex sp adalah 3,035% dan 2,92%. Dapat di simpulkan bahwa ekstrak buah belimbing manis (Averrhoa carambola L) efektif dalam membunuh larva Culex sp daripada larva larva nyamuk Aedes aegypti

Keywords


Ekstrak Buah Belimbing manis (Averrhoa carambola L), Larva Aedes aegypti, Larva Culex sp & Larvasida

Full Text:

PDF

References


Borror and Delong,(1990),Study of Insect. 3 th edition. Plenum Press.New York.

Brown,H.W.,(1983), Dasar Parasitologi, Klinis.PT Gramedia, Jakarta

Dalimartha S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Dinata A. 2009. Basmi Lalat dengan Jeruk Manis. Tersedia dari http://litbang.depkes.go.id/lokaciamis/artikel/lalat-arda.htm. (Diakses tanggal 20 September 2014).

DepKes RI, (2005), Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia,Ditjen PPM&PL DepKes RI. Jakarta.

Gandahusada,S., Pribadi, W., Ilahude,D.H.,(2000), Parasitologi Kedokteran.Balai Penerbit Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Ginanjar,G.(2008) .Demam Berdarah, Bandung:Mizan Media Utama

Gubler,D.J., and Rossen., (1976),Variation Among Geographic Strain of Aedes albopictus in Susceptibility to Infection with Dengue Viruses. Am.J.Trop.Med.Hyg.25(2):318-325.

Michael M.Cutwa and George F.O’Meara, (1998).Photographic Guide Common Mosquitoes in Florida, Florida Medical Entomology Laboratory, University of Florida.

Kemenkes RI. 2012. Data/Informasi Kesehatan Provinsi Lampung. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Jakarta.

Komisi Pestisida. 1995. Metode Pengujian Residu Pestisida dalam Hasil Pertanian. Jakarta: Departemen Pertanian.

Mardalena ML. 2009. Efektivitas Ekstrak Daun Nimba Sebagai Ovisida Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Lampung.

Miller,J.,Martinez-Balanzar,A.&Gazga-Salinas,D.(1992)Where Aedes aegypti Live in Guerrero;Using The Maya Index to Measure Breeding Risk.In ;Halstead,S.& Gomez-Dantes,H.(eds) Dengue ;A Worldwide Problem,A Common Strategy.Mexico.D.F;Ministry of Health, Mexico, and Rockefeller Foundation.

Notoatmodjo,S., 2010. MetodologiPenelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta.Jakarta.

Pant,C.P., Self,L.S.,1993.Vector Ecology and Bionomic dalam Thongcharoen, P:Monograph on Dengue / Dengue Haemorraghic Fever,pp: 121 – 135.WHO,New Delhi..

Petrich,M.J.,Kardec,A.,Braga,I.A.,Portal,L.F.,Burge,R.,Zeinchner,B.C.,Brogdon,W.A.,and Wirtz,R.A.,2003.Field Evaluation Of Lethal Ovitrap Against Dengue Vektor In Brazil.Medical Veterinary Entomology.pp: 2005-2009..

Prasetyowati,H.2012. Hubungan antara Distribusi Serotipe Virus Dengue dengan tingkat Endemisitas DBD di Propinsi Jawa Barat. Tesis. Program IlmuKedokteran Tropis, Universitas Gadjah mada Yogyakarta.

Reynes,J.M.,S.,Mey, C., Ngan, C.,Hoyer, S., and Sall, A.A., 2003. Improved molecular detection of Dengue virus serotype I variant. J.Clin.Microbiol.41(8):3864-3867.

Sambuaga.JVE., 2011.,Deteksi TransmisiTransovarial Virus Dengue Pada Nyamuk Aedes aegypti (Linn) dan Aedes albopictus (Skuse) Serta Hubunganya Dengan Angka Kejadian DBD di Kelurahan Perkamil Kota Manado.Tesis Program Megister Ilmu Kedokter Bidang Ilmu-ilmu Kesehatan. Universitas Gadjah mada Yogyakarta.

Suwarja.2007.Kondisi Sanitasi Lingkungan dan Vektor Dengue Demam Berdarah Pada kasus Penyakit DBD di Kecamatan Tikala Kota Manado.Tesis.Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM,Yogyakarta.

Soedarmo SP,(2005), Masalah demam Berdarah Dengue di Indonesia. Dalam Hadinegoro SR,Satari HI,Penyunting, Demam Berdarah Dengue.Jakarta : Balai Penerbit FK UI,P 55-56

Safar R. 2010. Parasitologi Kedokteran. Cetakan I. Bandung: Yrama Widya.

Soegijanto S. 2006. Demam Berdarah Dengue. Edisi kedua. Surabaya: Airlangga University Press.

Sudarmo S. 2005. Pestisida Nabati: Pembuatan dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Kanisius.

Soegijanto,S., (2004), Demam Berdarah Dengue (Tinjauan dan Temuan Baru di Era 2003). Airlangga University Press,, Surabaya.

Soegijanto,S., (2006), Demam Berdarah Dengue. Edisi 2. pp: 253-254, 248-249, Airlangga University Press. Surabaya.

Sungkar,S.,(2005).Bionomik Aedes aegypti.Majalah Kedokteran Indonesia.55 (4): 384-390.

Suyanto F. 2009. Efek Larvasida Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Larva Aedes aegypti. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Umniyati,S.R., (2004), Prelimenary investigation on the transovarial transmission of dengue virus in the population of Aedes aegypti in the well. Dalam Seminar Hari Nyamuk IV; 21 Agustus 2004, Surabaya.

WHO,(1999),Demam Berdarah Dengue and Dengue : Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian, edisi 2. WHO,Geneva.

WHO,(2000), WHO Regional Publication SAERO No.29.Prevention Control of Dengue and Dengue Haemorragic Fever.pp: 3,61-62,149.WHO,Geneva.

WHO,(2001),.Prevention and control of dengue and Dengue Haemorhagic Fever, Comprehensif Guidelines, diterjemahkan oleh PalupiW, Penerbit EGC,Jakarta.

WHO SEARO,(2003), Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue, DepKes RI. Jakarta.

WHO. 2005. Guidelines for Laboratory and Field Testing of Mosquito Larvacides. Geneva.

WHO. 2010. Dengue: The Fastest Growing Mosquito-Borne Disease in The World. Geneva




DOI: https://doi.org/10.33758/mbi.v14i4.359

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


____________________________________________
MEDIA BINA ILMIAH

ISSN 1978-3787 (print) | 2615-3505( online)
Published by BINA PATRIA | Email: laloemipa@gmail.com

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

View My Stats