AGRI SCHOOLING PROJECT DI SDIT ANAK SHOLEH MATARAM

sri susanty, lalu yulendra

Abstract


Kondisi lingkungan alam Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Praktek penggundulan hutan dan pengolahan tanah yang menyalahi kaidah, konversi lahan produktif menjadi mall dan perumahan mengakibatkan udara perkotaan kotor diselimuti polusi, sampah plastik yang semakin menumpuk, dan terjadinya banjir dan longsor yang tidak berkesudahan. Fenomena ini sangat menyedihkan dan perlu dicarikan solusinya. Salah satu solusi yang ditawarkan yaitu pelibatan anak-anak usia sekolah dasar dengan kegiatan yang ramah lingkungan seperti berkebun di sekolah. Proyek berkebun untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup serta mengamankan rantai makanan ke anak usia sekolah mungkin tidak asing bagi masyarakat pedesaan tapi bagi masyarakat perkotaan dimana lahan pertanian sudah dikonversi untuk tujuan non-pertanian setiap tahun, maka proyek memperkenalkan kembali berkebun akan sangat berguna bagi mereka.
Adapun pemilihan lokasi pengabdian di SDIT Anak Sholeh dengan pertimbangan selain lokasinya dekat dengan STP Mataram serta sekolah ini menerapkan konsep sekolah alam yang menjunjung visi bersahabat dengan alam dan memiliki lahan yang luas untuk berkebun. Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama pembelajaran siswa didiknya. Di sekolah alam metode belajar mengajar lebih banyak menggunakan aktif atau action learning dimana anak belajar melalui pengalaman.
Berkebun merupakan salah satu media pembelajaran yang berorientasi pada pengalaman sehingga agri-schooling project ini sangat bermanfaat untuk dilaksanakan di SDIT anak Sholeh Mataram. Adapun yang menjadi objek pengabdian masyarakat ini adalah siswa kelas 1 Hisyam sejumlah 28 orang siswa. Adapun tanaman yang ditanam adalah sayuran dan tanaman obat keluarga yang berusia pendek. Berdasarkan hasil diskusi maka permasalahan mitra yaitu 1). Permasalahan pertama adalah kendala pengetahuan dan keterampilan dalam berkebun. 2). Permasalahan kedua adalah Keterbatasan alat dan bahan. Berdasarkan berbagai permasalahan yang dihadapi sasaran maka tujuan dari pelaksanaan IbM adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa tentang berkebun dan menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa. Manfaat yang diperoleh yaitu: memperkenalkan eksistensi Sekolah Tinggi Parwisata Mataram kepada masyarakat dan menciptakan lingkungan sekolah yang asri dan sehat.
Berdasarkan dua permasalahan yang akan diselesaikan maka target luaran yang dihasilkan adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang berkebun sehingga luaran yang diperoleh yaitu peserta memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam berkebun dan terwujudnya alat dan bahan yang dipergunakan untuk berkebun. Untuk mensukseskan kegiatan berkebun maka siswa akan dikelompokkan menjadi 4 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri atas 7 orang siswa. Aktivitas berkebun akan dilaksanakan ke dalam 3 fase yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi berkebun. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan selama 6 kali pertemuan dengan rincian kegiatan persiapan 1 pertemuan, pelaksanaan selama 4 kali pertemuan dimana-mana masing-masing kelompok 1 kali pertemuan. Untuk evaluasi dilakukan 2 kali pertemuan. . Metode pelatihan yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab, diskusi dan latihan. Selama pelatihan diharapkan 100% peserta hadir dan mengikuti pelatihan sampai selesai demi menambah pengetahuan dan keterampilan mereka.

Full Text:

PDF

References


Anonim, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

Hasan, Ali. 2015. Tourism Marketing. Yogyakarta: CAPS

Henry Simamora. 2004. Manajemen sumber daya manusia /. Edisi, : Ed. 3, Cet. 1. Yogyakarta : Bagian Penerbitan STIE YPKN Penerbitan

http://kbbi.web.id/atraktif