PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP TANAMAN TUMPANGSARI WIJEN (Ssamum Indicum) DAN JAGUNG (Zea mays L.) DI KELURAHAN CABENGE KECAMATAN LILIRILAU KABUPATEN SOPPENG

Darma Darma, Andi Werawe Angka

Abstract


Abstrak

Salah satu upaya tanam ganda untuk meningkatkan produksi yaitu melalui tumpangsari. Tumpangsari adalah sistem pertanaman dua jenis atau lebih tanaman secara serempak pada lahan yang sama dalam waktu satu tahun. Tujuan dilakukannya tumpangsari/polyculture ialah untuk mendapatkan produksi yang tinggi dan maksimal dengan lahan yang ada. Karena bercocok tanam dengan tumpangsari tanaman utama akan tetap tumbuh dengan semestinya dan tanaman tumpangsari juga akan tetap tumbuh tanpa mengganggu tanaman utama.Penerapan pola penanaman sistem tumpangsari sangat di pengaruhi oleh pengaturan jarak tanam (densitas) dan pemilihan varietas. Jenis tanaman pangan dengan tanaman pakan yang dapat menjadi pilihan untuk di kembangkan dengan pola tanam tumpangsari, contohnya adalah wijen dengan jagung. Penggunaan jarak tanam yang tepat akan memberikan hasil yang tinggi. Populasi tanaman (jarak tanam) merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil tanaman. Lokasi penelitian berada di Kelurahan Cabenge Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan pada bulan Mei – Juli 2019.Analisis data menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan dan di ulang sebanyak 2 kali sehingga terdapat 6 unit percobaan. Pada perhitungan Nisbah Kesetaraan Lahan ( NKL). tertinggi terdapat pada P1 sebesar 1,67,artinya NKL > 1 ini menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi memberikan hasil tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Nilai tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat keuntungan sebesar 1,67% apabila dilakukan tumpangsari, dan P2 memiliki NKL sebesar  1,47%. Kombinasi NKL terkecil terdapat pada P3 sebesar 1,32%. Semua perlakuan pada sistem tanaman tumpangsari memiliki nilai NKL lebih dari 1. Hanya saja pada tanaman P3 nilai NKL lebih rendah di bandingkan dengan tanaman yang lain. System tanaman tumpangsari dapat meningkatkan hasil tanaman dan memberikan pendapatan dan efisien yang lebih tinggi dari pada usahatani monokultur.

Keywords


Tumpangsari, Jarak Tanam, Jagung & Wijen

Full Text:

PDF

References


Collins, W. K. and S. N. Hawks. 1993. Principles of Fluecured Tobacco Production. N. C. 27695. 316 p.

Mustofa, Z., I. M. Budiarsa., dan G. B. N. Samdas. 2013. Variasi genetik jagung (Zea maysL) berdasarkan karakter fenotipik tongkol jagung yang dibudidyakan di desa jono oge. Jurnal Ilmu Pengetahuan Biologi,

Purwanto, S. 2008. Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung. Direktorat Jendral Tanaman Pangan. Bogor.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2002. Panduan Lengkap Kakao Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. AgroMedia Pustaka. Jakarta.

Riwandi., M. Handajaningsih., dan Hasanudin. 2014. Teknik Budidaya Jagung dengan Sistem Organik di Lahan Marjinal. UNIB Press. Bengkulu.

Sunanto, Hatta. 2002. Budidaya Wijen Manfaat dan Aspek Ekonominya.

Wurttemberg, HB. 1994. Biology I. Berlin : Cornelson Dpuck.

Yuwariah, Y. 2011. Peran Tanam Sela dan Tumpangsari Bersisipan Berbasis Padi Gogo Toleran Naungan. Giratuna. Bandung.




DOI: https://doi.org/10.33758/mbi.v15i4.777

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


____________________________________________
MEDIA BINA ILMIAH

ISSN 1978-3787 (print) | 2615-3505( online)
Published by BINA PATRIA | Email: laloemipa@gmail.com

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

 

View My Stats